Koltim, Sultra cerdas com- Demo yang di lakukan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) pada Kamis, 10 Februari 2022 di Bendungan Ladongi. Massa aksi menuntut agar pihak pengelola waduk melepaskan air, agar sawah sawah dapat di airi air sehingga sawah tersebut dapat diolah.ketgam : sejumlah masa Aksi mendengarkan penyampaian dari pelaksana tehnis BBWS, Koordinato lapangan dan Kapolres Kolaka.
koordinator lapangan Aidul Fitri Syam menyampaikan bahwa sudah satu musim Masyarakat tidak bisa mengolah sawahnya, akibat tidak adanya aliran air yang mengairi sawah-sawah tersebut
Terakait hal itu, pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) melalui pelaksana Teknis Sunoto saat diwawancarai media ini menanggapi keluhan yang disampaikan Gapoktan, ia mengatakan bahwa air yang bisa tersuplay untuk kebutuhan sawah hanya 1.000 liter perdetik, sehingga kebutuhan itu harus memenuhi target seribu hektar
" Bila masyarakat meminta agar bisa di aliri sampai 2.000 hektar, dari pihak balai belum bisa meraslisaikan dengan luasan yang ada," ujar Sunoto
Dijelaskannya, jika hal itu terus dipaksakan akan berdampak pada bangunan bendungan, sehingga pihak keamanan bendungan masi belum bisa memenuhi kebutuhan sawah hingga 2.000 hektar.
ketgam : massa aksi melakukan diskusi dengan pelaksana teknis BBWS |
" Bendungan Ini masi dalam proses infonding karena masi ada kegiatan pengisian waduk, sekarang masi tahapan proses pengisian awal waduk dan pemantauan, berapa air yang dikeluarkan itu sudah terukur," terangnya
Jadi, lanjut Sunoto berapa air yang dikeluarkan sudah ada SOP nya yaitu 1.000 liter perdetik dari proses yang berjalan, dimana tahapannya Masi dalam proses pemlagingan yang memakan waktu sampai lima bulan.
" Sejak diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pengisian waduk belum mencapai lima bulan, sedangkan targetnya sampai bulan 6 baru bisa normal," kata Sunoto
lanjutnya, mudah - mudahan dengan adanya aspirasi yang disampaikan masyarakat hari ini kepada kami, masyarakat dapat memahami terkait masalah keamanan bendungan itu sendiri
" Sebab mengeluarkan air dari bendungan butuh proses, tidak boleh asal dikeluarkan karena resikonya besar. Bila kita melanggar aturan itu takutnya akan berdampak pada bangunan tersebut," tutup Sunoto pelaksana teknis
Sementara itu, dihadapan massa Aksi Kapolres Kolaka AKBP Saiful Mustofa menyamapaikan agar progres kedepan menjadi lebih bagus lagi dan debit air semakin meningkat sehingga aliran air dapat kembali normal mengairi sawah-sawah petani kita
" Semoga kita semua dapat memahami kondisi bendungan saat ini, begitu pula dengan petani kita yang saat ini sangat membutuhkan aliran air untuk mengairi sawah-sawahnya, apalagi petani mengantungkan hidup dari bersawah yang menjadi sumber kehidupan," harapnya
Kapolres Kolaka Saiful Mustofa juga menghimbau kepada massa aksi agar tetap menjaga keamanan dan mematuhi protokol kesehatan serta kembali kerumah masing-masing dengan tertib dan aman
Laporan : Tim red